Sabtu, 09 Maret 2013

TENTANG AKHLAK DENGAN SESAMA

Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dengan sanad hasan dan oleh Nasa’i dari Anas bin Malik r.a. :
"Ketika kami duduk-duduk bersama Rasulullah saw., bersabdalah beliau, “Atas dirimu semua kini datang seorang dari penghuni surga. Waktu itu muncul seorang Anshar dengan jenggot sedikit basah bekas air wudhu, sambil menjinjing kedua sandalnya dengan tangan kirinya. Esok harinya Nabi saw. kembali berkata demikian, dan muncul pula orang tersebut seperti saat pertama ia muncul. Ketika pada hari ketiga Nabi berkata seperti itu lagi, muncul pula lelaki itu seperti sebelumnya.
Tatkala Nabi saw. berdiri, Abdullah bin Amru bin Ash segera mengikuti lelaki itu dan berkata kepadanya,” Sesungguhnya saya telah bertengkar dengan bapak saya dan bersumpah tidak akan mendatanginya selama tiga hari. Seandainya akhi (saudara) mengizinkan saya tinggal di rumah akhi selama tiga hari itu, niscaya aku akan ikut akhi pulang.”Lelaki itu menjawab,” ya, silakan.” Kemudian Abdullah menceritakan bahwa selama tiga hari tinggal bersamanya, tak sekalipun ia melihat lelaki itu melakukan shalat malam, kecuali setiap lelaki itu berbalik dalam tidurnya dia menyebut nama Allah dan bertakbir hingga terbangun untuk melakukan shalat shubuh. Abdullah menambahkan, “Hanya saja saya tidak mendengarnya berkata selain dengan perkataan yang baik. Lewatlah sudah tiga malam, dan saya pun hampir meremehkan amalnya. Kemudian kukatakan kepadanya, “Wahai hamba Allah, sebenarnya tidak pernah terjadi pertengkaran antara aku dan bapakku, tetapi aku pernah mendengar Rasulullah saw mengatakan tentangmu tiga kali dengan ucapan, ‘sekarang akan muncul seorang lelaki dari penghuni surga’, selama tiga kali itu pula kau muncul, karena itu aku berusaha menginap di rumahmu untuk melihat apa yang engkau lakukan sehingga saya bisa mencontohmu, namun aku tidak melihatmu mengerjakan amalan yang besar, lalu apa sebabnya engkau bisa mencapai derajat seperti yang dikatakan Rasulullah tersebut?” laki-laki itu menjawab, “Tidak ada yang saya kerjakan selain apa yang telah kauperhatikan.” Kata Abdullah, ketika dia berpaling meninggalkannya, lelaki itu memanggilnya seraya berkata, “Tidak ada yang saya kerjakan selain apa yang telah kauperhatikan, tetapi tidak tersimpan sedikitpun dalam hatiku keinginan untuk menipu seorangpun dari kaum muslimin atau menaruh dengki padanya atas kebaikan yang dikaruniakan Allah kepadanya. Kemudian Abdullah berkata, “Inikah yang telah mengangkat derajatmu setinggi itu?!”
 
MATERI

Materi ini menekankan akhlak terhadap sesama muslim, yaitu memenuhi hak dan adab kaum muslimin. Menunaikan hak dan adab sesama muslim merupakan ibadah kepada Allah dan sebagai cara mendekatkan diri kepada-Nya, karena hak dan kewajiban tersebut telah diwajibkan Allah kepada kaum muslimin.

Dengan mengetahui Akhlak terhadap sesama muslim maka akan terbentuklah pribadi-pribadi yang mempunyai sifat matinul khuluq ( 3 : 11,12,13,16,17)

PENTINGNYA AKHLAK
 
Akhlak ialah salah satu faktor yang menentukan derajat ke-islaman dan keimanan seseorang. Akhlak yang baik adalah cerminan baiknya akidah dan syariah yang diyakini seseorang. Buruknya akhlak merupakan indikasi buruknya pemahaman seseorang terhadap akidah dan syariah.

”Paling sempurna orang mukmin imannya adalah yang paling luhur akidahnya.”(H.R. Tirmidzi)
“Sesungguhnya kekejian dan perbuatan keji itu sedikitpun bukan dari Islam dan sesungguhnya sebaik-baik keislaman manusia adalah yang paling baik akhlaknya.” (H.R. Thabrani, Ahmad dan Abu Ya’la)
“Hai Abu Dzar, maukah kutunjukkan dua perkara yang sangat ringan dipikul dan lebih berat timbangan daripada perkara-perkara lainnya?”Abu Dzar menjawab,”Mau ya Rasulullah.” Rasulullah berkata,”Engkau harus berakhlak luhur dan banyak berdiam mulut (tidak banyak bicara). Maka demi Allah yang jiwaku berada pada kekuasaan-Nya, tidak ada yang lebih indah dari manusia-manusia ciptaan-Nya daripada mereka yang mengerjakan kedua perkara tersebut.”(H.R. Tabrani dan Abu Ya’la)
 
AKHLAK ADALAH BUAH IBADAH.
 “Sesungguhnya shalat itu mencegah orang melakukan perbuatan keji dan mungkar.” (Q.S. 29:45)
Keluhuran akhlak merupakan amal terberat hamba di akhirat.
“Tidak ada yang lebih berat timbangan seorang hamba pada hari kiamat melebihi keluhuran akhlaknya.”(H.R. Abu Daud dan At Tirmizi)
Akhlak merupakan lambang kualitas seorang manusia, masyarakat, umat karena itulah akhlak pulalah yang menentukan eksistensi seoran muslim sebagai makhluk Allah swt.
“Sesungguhnya termasuk insan pilihan diantara kalian adalah yang terbaik akhlaknya.”(Muttafaq’alaih)
“Seburuk-buruk umatku adalah orang yang banyak omong, bermulut besar dan berlagak pandai. Dan sebaik-baik umatku adalah mereka yang paling baik akhlaknya.”(H.R. Bukhari)

Adapun akhlak yang berhubungan dengan sesama muslim diajarkan oleh syariat Islam sebagai berikut:
Memenuhi janji ( al Isra : 34, an Nahl : 91, Al Maidah :1, As Shaff : 2-3)
Menghubungkan tali persaudaraan (An Nisa : 36, )
Dari Anas ra. bahwa Rasulullah bersabda: “Siapa yang ingin dilapangkan untuknya rizkinya dan diakhirkan untuknya dalam ajalnya maka hendaklah menyambung tali silaturahimnya.” ( HR.Bukhari-Muslim)
Dari ‘Aisyah ra. dia berkata “Rahim itu digantung diatas ‘Arsy, dia berkata: “Siapa yang menyambungku maka Allah akan menyambungnya dan siapa yang memutusku maka Allah akan memutusnya.” (HR.Bukhari-Muslim)
Waspada dan menjaga keselamatan bersama (Al Maidah : 2, Al Asr:1-3)
Berlomba mencapai kebaikan (Al Baqoroh: 148, Ali Imron : 133)
Bersikap adil (an Nahl : 90, Al Hujurut : 9)
Tidak boleh mencela dan menghina (Al Hujurat : 11, Al Humazah : 1 )
Dari Abu Hurairah ra, sesungguhnya Rasulullah berkata:”Cukuplah kejelekan seseorang jika menghina saudaranya sesama.” (HR.Muslim)
Tidak bolaeh bermarahan (Al Qalam : 4, Ali ‘Imron : 134)
Menjaga rahasia (Al Isra : 34)
Mengutamakan orang lain (Al Hasyr : 9, Al Insan : 8)
Saling memberi hadiah.
“ Hendaklah kalian saling memberi hadiah pasti kalian saling mencintai.” (HR.Al Baihaqi)

Adab Muslim Dalam Berbicara

Kesanggupan menjelaskan apa yang terkandung di dalam pikiran dan perasaan, merupakan nikmat terbesar yang dilimpahkan Allah SWT kepada manusia. (Ar Rahman : 1-4).
Mengenai pembicaraan Islam amat mewanti-wanti supaya dijaga baik-baik. Demikian dengan cara berbicara. Sebab pembicaraan yang keluar dari mulut seseorang menunjukkan apa yang ada dipikirannya dan menunjukkan tabiat serta perangainya.
Abdullah bin Abbas r.a mengatakan : ”Ada lima perkara yang lebih baik bagi mereka daripada kuda gersit yang dibiarkan diam,
Pertama, janganlah engkau berbicara tentang sesuatu yang tidak mengenai dirimu, karena itu adalah pembicaraan berlebihan yang tidak perlu, dan aku tidak akan menjamin engkau akan selamat dari dosa.........!
Kedua, janganlah engkau berbicara tentang sesuatu sebelum engkau mengetahui saatnya yang tepat, sebab mungkin sekali orang berbicara tentang sesuatu yang penting baginya, tetapi karena dilakukan di waktu yang tidak tepat maka akan menimbulkan hal-hal yang memalukan.
Ketiga, janganlah engkau berdebat dengan orang yang sabar dan bijaksana atau dengan orang yang berperangai buruk, sebab orang yang sabar tidak akan menghiraukanmu dan orang yang berperangai buruk akan menyakiti hatimu
Keempat, ceritakanlah saudaramu yang tidak hadir dengan apa yang ingin diceritakan olehnya, dan maafkanlah dia seperti engkau sendiri ingin memaafkannya.
Kelima, bertaubatlah kalian seperti orang-orang yang benar-benar sadar bahwa perbuatan itu akan mendatangkan kebajikan dan tidak akan mendatangkan dosa atau kesalahan.”

Menjauhkan diri dari omong kosong termasuk cara untuk memperoleh keberuntungan dan tanda-tanda kesempurnaan perangai seseorang. Oleh Al Quran hal itu disebutkan diantara dua kewajiban pokok yang diperintah Islam yakni shalat dan zakat (Al Mu’minuun: 1-4). Bila orang hendak berbicara, hendaknya berbicara yang baik dan hendaknya membiasakan lidahnya mengucapkan kata-kata yang baik. Mengungkapkan isi hati dengan cara yang baik merupakan tata krama yang sangat tinggi. Hal ini telah ditetapkan Allah bagi setiap orang yang beragama. Allah berfirman dalam Al Baqoroh : 63.

Adab Muslim Dalam Penglihatan
 
“Tiga mata yang tidak akan dijilat api neraka: mata terpejam akan melihat hal-hal yang diharamkan oleh Allah, mata yang terjaga djalan Allah(ribath), dan mata yang menangis karena takut pada Allah”(QS.17:104).
“Hendaklah kalian menundukkan pandangan, dan menjaga kemaluan atau (jika kalian tidak melakukannya )niscaya \Allah akan menggelapkan wajah-wajah kalian. “(HR.Bukhari).

Adab Muslim Dalam Pendengaran
 
“Jika mendengar sesuatu yang tidak bermanfaat hendaklah berpaling darinya”(QS.Al Qoshash:55)

Menjaga Tangan dan Kaki
Senantiasa mendahulukan bagian yang kanan dalam berpakaian, memakai sendal, menyisir rambut, dan perbuatan baik.


Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pergaulan :

Melempar senyum,mengucapkan dan menjawab salam, menyapa “pa kabar akhi/ukhti!!”:-)
Senyum.......
Mengucapkan itu sunnah dan menjawab salam itu wajib. Barangsipa yang biasa menyebarkan salam maka akan timbul kasih sayang dan dimudahkan masuk ke surga. Rasulullah bersabda : “Kamu tidak akan masuk surga hingga kamu beriman, dan kamu tidak akan beriman hingga kamu mencintai diantara kamu. Sukakah saya tunjukkan sesuatu yang jika kamu kerjakan akan timbul saling cinta diantara kamu. Sebarkanlah salam diantara kalian.” ( HR.Muslim)
Sapa......



Berjabat tangan.
 
Rasulullah mengajarkan bahwa untuk lebuh menyempurnakan salam dan menguatkan tali ukhuwah Islamiyyah, sebaiknya ucapan salam diikuti dengan berjabat tangan, jika memungkinkan.
Rasulullah SAW bersabda : “ Tidaklah dua orang muslim bertemu, lalu bersalaman, melainkan Allah akan mengampuni dosa-dosa keduanya sebelum mereka berpisah” ( HR. Abu Dawud dan Tarmidzi)
Anjuran untuk berjabat tangan tidak berlaku untuk pria dan wanita, keculai antara suami dan istri atau seseorang dengan mahram.
Diriwayatkan dari ‘Aisyah ra, dia berkata :”Demi Allah Rasulullah tidak pernah menyentuh tangan seorang wanitapun (yang bukan mahram dan bukan pula istri beliau) bila membaiat kaum wanita beliau hanya membaiatnya dengan lisannya saja.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)
Lebih tegas lagi Rasulullah SAW bersabda:” Sungguh jika kepala seseorang di antara kamu ditusuk dengan jarum besi, itu lebih baik bagi dia, daripada menyentuh wanita yang tidak halal baginya.” (HR. Thabrani dan Baihaqi)
Salah satu hikmah dengan adanya larangan tersebut adalah sebagai tindakan preventif dari perbuatan yang lebih besar dosanya, yaitu perzinaan. Bersentuhan walaupun hanya sebatas tangan bisa menjadi pintu untuk memasuki kawasan yang lebih berbahaya lagi.

Khalwah.
 
Yang dimaksud dengan khalwah adalah berdua-duaan antara pria dan wanita yang tidak punya hubungan suami istri dan tidak pula mahram dan tanpa ada orang ketiga.
Rasulullah melarang khalwah karena munculnya syaitan sebagai pihak ketiga. Beliau bersabda “Janganlah berkhalwah dengan wanita, demi (Allah) yang diriku berada di genggaman-Nya tidaklah berkhalwah seorang laki-laki dengan seorang wanita kecuali syaitan akan masuk diantara keduanya.” (HR.Thabrani)
Allah juga memberikan peringatan khusus mengenai pandangan, yaitu dalam melihat lawan jenis, tidak melepaskan pandangan begitu saja tanpa kecuali. (An Nur : 24)

TAUSYIAH

Kita dicipta terlahir di dunia ini dididik untuk menjadi umat berakhlak. Kita selalu dituntun Allah dan RosulNya menjadi orang-orang yang mau berkorban dan memberi . Berkorban untuk memberi petunjuk pada orang lain, memberi untuk meringankan beban orang lain. Berusaha untuk menyampaikan kebaikan pada orang lain, meski harus membebani dan menyulitkan diri sendiri. Kita diajarkan untuk mau menebar kebaikan di mana saja.
Menjadi umat laksana lebah, hinggap di tempat yang paling baik dan menyebarkan yang baik dan bermanfaat. Itulah akhlak kita. Kita tidak diajarkan untuk seperti lalat, yang hinggap ditempat yang kotor, mengambil yang kotor dan menyebarkan kekotoran itu untuk merusak manusia.
Iman telah mendorong manusia untuk berbuat baik, meski secara kasat mata mungkin sia-sia bahkan bisa berupa beban dan kesulitan. Kebaikan harus diberikan pada siapa saja, kedzaliman harus dijauhkan dari siapa saja. Kita coba renungkan nikmatnya memberi tanpa mengharap balasan, berkorban tanpa meminta hadiah. Semua kebaikan hanya untuk mengharap ridho Allah SWT.
Janganlah kita mundur memberi pengorbanan untuk orang lain, jangan berhenti untuk melahirkan kebahagiaan bagi orang lain

Tidak ada komentar:

Posting Komentar